Anak Dan Orang tua
Judul: Yang perlu Diketahui Orang tua dari Otak Remaja. Jakarta, Dramatis, tidak rasional dan suka berteriak meski tanpa alasan yang jelas mungkin menjadi salah satu ciri sifat anak remaja. Ada hal-hal yang orangtua perlu tahu tentang otak anak remajanya. Apa saja? Masa remaja adalah masa peralihan yang membuat sebagian besar orang mengalami krisis mental yang sangat labil.
Saat remaja terjadi perubahan hormon yang drastis yang membuat gejolak di dalam tubuhnya. Perubahan hormon yang belum stabil ini membuat remaja gampang mengalami krisis mental yang berdampak besar pada mood (suasana hati) dan perilaku remaja. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui orangtua tentang apa yang terjadi pada otak anak remajanya, seperti dilansirLivescience, Selasa (10/5/2011): 1. Perkembangan periode kritis Seorang remaja mungkin akan melalui percepatan pertumbuhan, keterampilan kognitif baru dan kompetensi. “Yang harus dipahami, tidak peduli seberapa tinggi anak-anak telah tumbuh dewasa atau bagaimana pakaian mereka, mereka masih dalam masa pemkembangan yang akan mempengaruhi sisa hidup mereka,” kata Johnson. 2. Masa kedua pemekaran otak Reorganisasi struktur otak diperkirakan akan terus berlanjut sampai usia 25 tahun dan perubahan kecil terus terjadi sepanjang hidup. 3. Kemampuan berpikir baru Menurut Johnson, remaja mulai memiliki kemampuan komputasi dan kemampuan pengambilan keputusan jika diberikan waktu dan akses informasi. Namun dalam masa ‘panas’ seperti itu, pengambilan keputusan bisa sangat dipengaruhi oleh emosi, karena otak remaja lebih mengandalkan pada sistem limbik (yang mengatur emosi di otak) daripada lebih korteks prefrontal rasional. “Ini dualitas kompetensi remaja yang bisa sangat membingungkan bagi orangtua,” kata Johnson. 4. Tantrum remaja Banyak anak usia ini melihat konflik sebagai semacam ekspresi diri dan mungkin mengalami kesulitan fokus atau pemahaman titik pandang orang lain. Remaja membutuhkan orangtua (karena orang dengan otak dewasa lebih stabil) untuk membantu untuk tetap tenang, mendengarkan dan menjadi teladan yang baik. 5. Perubahan emosi Bagian dari sistem limbik, amigdala diharapkan menghubungkan informasi sensorik menjadi respons emosional. Perkembangan bersama dengan perubahan hormonal, dapat menyebabkan kemarahan, pengalaman baru yang intens, ketakutan, agresi (termasuk kepada diri sendiri), kesenangan dan daya tarik seksual. |